Header Ads Widget

Mewaspadai Bencana: Langkah Strategis Pj Bupati Sumedang dalam Menghadapi Musim Hujan

Potensi Bencana pada Musim Hujan
Potensi Bencana pada Musim Hujan (Foto: sumedangkab.go.id)


Zumedang, 9 Januari 2024 - Masyarakat di Kabupaten Sumedang diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana selama musim hujan, terutama banjir, longsor, dan gempa bumi. Penjabat Bupati (Pj Bupati) Sumedang, Herman Suryatman, mengingatkan akan pentingnya deteksi dini, laporan cepat, dan langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk mengurangi risiko terjadinya bencana alam. Pernyataan ini disampaikan usai melaksanakan keterangan pers berakhirnya Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Sumedang di Gedung Negara pada Senin (8/1/2024).

Potensi Bencana pada Musim Hujan: Banjir, Longsor, dan Gempa Bumi

Musim hujan di Indonesia seringkali disertai dengan potensi bencana alam yang dapat mengancam keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Banjir dan longsor menjadi ancaman utama, terutama di daerah yang topografinya cenderung berbukit atau bergunung. Selain itu, gempa bumi juga menjadi risiko yang perlu diwaspadai, mengingat Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, sebuah daerah yang rawan gempa.

Pj Bupati Herman Suryatman menyoroti kewaspadaan terhadap potensi bencana tersebut, terutama di bulan Januari yang dikenal sebagai puncak musim penghujan. "Selain harus waspada gempa, setiap tahun yang harus diantisipasi potensi bencana banjir dan longsor. Sekarang Januari menghadapi puncak musim penghujan," ungkapnya. Dalam konteks ini, Pj Bupati menekankan pentingnya persiapan dan respons cepat dari seluruh elemen masyarakat.

Deteksi Dini dan Laporan Cepat: Kunci Antisipasi Bencana

Pentingnya deteksi dini dan laporan cepat menjadi kunci dalam upaya antisipasi bencana. Herman Suryatman mengajak masyarakat untuk menjadi mata dan telinga yang tanggap terhadap perubahan kondisi lingkungan sekitar. "Hati-hati dan waspada dengan melakukan deteksi dan lapor dini untuk kemudian lakukan pencegahan dini agar tidak terjadi korban jiwa," imbau Pj Bupati.

Melalui pendekatan ini, masyarakat diharapkan dapat mengenali tanda-tanda awal bencana seperti peningkatan debit air sungai, retakan tanah, atau gejala gempa bumi. Laporan cepat kepada pihak berwenang memungkinkan respons yang lebih cepat dan koordinasi yang efektif dalam menghadapi potensi bencana. Selain itu, keberlanjutan upaya deteksi dini perlu diterapkan secara berkesinambungan untuk meminimalkan risiko dan kerugian.

Desa Tangguh Bencana: Fondasi Ketangguhan Lokal

Pj Bupati Herman Suryatman menyebut bahwa semua desa di Kabupaten Sumedang telah membentuk Desa Tangguh Bencana (DESTANA). DESTANA merupakan inisiatif untuk membangun ketangguhan masyarakat di tingkat lokal dalam menghadapi bencana. Meskipun demikian, Pj Bupati menekankan perlunya optimalisasi dan aktivasi DESTANA agar dapat bergerak secara efektif ketika dibutuhkan.

"Jangan sampai bekerja ketika terjadi bencana. Saya sudah kumpulkan Forkopimcam, camat, Danramil, dan Kapolsek untuk antisipasi bencana banjir dan longsor, sehingga Sumedang tanggap bencana," ujar Herman. Koordinasi antara berbagai pihak, termasuk aparat pemerintahan, militer, dan kepolisian, menjadi kunci dalam memastikan respons yang cepat dan terkoordinasi di tingkat lokal.

Kearifan Lokal sebagai Strategi Antisipasi Bencana

Pentingnya memanfaatkan kearifan lokal sebagai strategi tambahan dalam mengantisipasi bencana diakui oleh Pj Bupati Herman Suryatman. Beliau menghimbau masyarakat untuk menggali kearifan lokal berbasis kasundaan, sebagaimana yang terkandung dalam ungkapan seperti "Gawir Awian, Leuweung Kaian, Lebak Sawahan, Legok Balongan, dan Darat Kebonan." Kearifan ini, menurut Herman, adalah jurus karuhun atau pengetahuan turun-temurun dari nenek moyang.

Penerapan kearifan lokal dapat mencakup berbagai aspek, termasuk cara mengamati alam, meramalkan cuaca, dan menentukan pola tanam yang sesuai dengan siklus alam. Dengan memanfaatkan pengetahuan turun-temurun ini, masyarakat diharapkan dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi ancaman bencana alam. "Silahkan Gawir Awian, Leuweung Kaian, Lebak Sawahan, Legok Balongan, dan Darat Kebonan. Itu jurus karuhun," kata Herman.

Komitmen Pemerintah untuk Keselamatan dan Kesejahteraan Masyarakat

Pj Bupati Herman Suryatman menegaskan komitmennya dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Sumedang. Antisipasi bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. "Kita harus bersama-sama menjaga keamanan dan kesejahteraan kita. Ini tanggung jawab bersama," katanya.

Masyarakat di Sumedang diimbau untuk memahami betapa pentingnya kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi potensi bencana. Dengan upaya bersama, Sumedang dapat menjalani musim hujan dengan lebih aman dan terlindungi, menjadikan keadaan ini sebagai momentum untuk memperkuat ketangguhan dan kebersamaan di tengah ancaman bencana. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan kearifan lokal, Sumedang diharapkan dapat menjadi contoh positif dalam mengelola risiko bencana dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan.