Yayasan Odesa Indonesia Melaksanakan Penanaman Bibit Pohon (Foto: jabarprov.go.id) |
ZUMEDANG.BIZ.ID - Beberapa hari terakhir, Kota Bandung dihantam banjir hebat yang disebabkan oleh tingginya curah hujan dan aliran air dari perbukitan di sebelah utara kota. Fenomena ini bukanlah kejadian baru, tetapi masalah banjir di Kota Bandung semakin menjadi sorotan. Seiring dengan meningkatnya curah hujan di wilayah perkotaan dan pertumbuhan aliran air dari perbukitan, Kota Bandung terutama rentan terhadap risiko banjir, terutama dari kecamatan Cimenyan, Cilengkrang, dan Cileunyi yang masuk wilayah Kabupaten Bandung. Meskipun cuaca buruk dan pola aliran sungai yang tidak terkendali merupakan faktor utama, peneliti dan aktivis lingkungan mulai menyoroti peran penting vegetasi dan deforestasi dalam meningkatkan risiko banjir di kota ini.
Salah satu organisasi yang telah lama berperan aktif dalam upaya penanganan dampak lingkungan di wilayah ini adalah Yayasan Odesa Indonesia. Menurut Ketua Pembina Yayasan Odesa Indonesia, Budhiana Kartawijaya, masalah ini bukanlah hal baru bagi wilayah Bandung Utara. Sejak tahun 2016, yayasan ini telah memfokuskan perannya dalam mengatasi banjir lumpur akibat erosi dari perbukitan di Kawasan Bandung Utara.
"Kondisi Bandung Utara semakin memprihatinkan dalam beberapa tahun terakhir karena kekurangan vegetasi, terutama pohon. Banyak perbukitan yang lebih mirip padang pasir daripada lahan pertanian," ungkap Budhiana.
Budhiana menyoroti bahwa air dan lumpur yang melanda Kota Bandung berasal dari kali-kali kecil di Kawasan Bandung Utara. Kurangnya pohon dan vegetasi di daerah tersebut membuat aliran air tidak tertahan, langsung meluncur menuju Kota Bandung, menciptakan risiko banjir yang lebih tinggi.
Penting untuk dicatat bahwa masalah ini tidak hanya bersumber dari fenomena cuaca ekstrem dan aliran sungai yang meningkat. Budhiana menekankan bahwa keadaan alamiah, di mana air dari ketinggian bukit akan turun ke tempat rendah, merupakan faktor fundamental yang menyebabkan Kota Bandung menjadi tempat berkumpulnya air dari perbukitan. Dalam konteks ini, Yayasan Odesa Indonesia telah mengambil langkah-langkah konkret untuk merespons tantangan ini melalui program penanaman bibit pohon keras.
Budhiana mengungkapkan bahwa kegiatan penanaman bibit pohon oleh yayasan ini bertujuan untuk mengurangi erosi dan risiko banjir. "Mungkin bukan satu-satunya solusi, tetapi kalau kita lihat perbukitan Bandung Utara yang puluhan tahun tampak seperti padang pasir, jelas hal itu merupakan sebuah problem. Lain pula tanah-tanah di sana bisa ditumbuhkan pohon. Banyaknya pohon akan mengikat tanah dan menahan air," tambahnya.
Yayasan Odesa Indonesia telah aktif menggalang donasi sejak tahun 2016 untuk mendukung upaya penyebaran bibit tanaman pohon keras. Fokus utama yayasan ini adalah mencegah erosi, meningkatkan ekonomi petani, dan memperbaiki gizi masyarakat. Program ini menggunakan pohon-pohon buah-buahan, seperti nangka, sirsak, sukun, matoa, durian, jambu, dan jeruk sebagai inisiatif utamanya.
Menurut Budhiana, data dari Odesa Indonesia menunjukkan bahwa mereka telah membagikan lebih dari 870.000 bibit buah-buahan selama 8 tahun berkegiatan. Namun, Budhiana menyadari bahwa jumlah ini masih jauh dari cukup untuk mencakup kebutuhan wilayah yang sangat luas, mencapai 70.000 hektar, dari Purwakarta hingga Sumedang.
Sejak tahun 2014, Odesa Indonesia telah memulai pembagian bibit buah-buahan kepada para petani di Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Koordinator Program Pertanian Konservasi Odesa, Ujang Rusmana, menyatakan bahwa pada tahun ini, mereka berencana membagikan 12.000 bibit tanaman buah-buahan. Meskipun jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan periode sebelumnya, hal ini tergantung pada ketersediaan donasi dari para donatur.
"Pohon buah-buahan menjadi pilihan utama kami karena selain memberikan manfaat ekonomi yang lebih berkelanjutan, juga memiliki peran penting dalam mencegah erosi dan risiko banjir. Pohon buah tidak hanya memberikan manfaat ekonomi melalui penjualan hasil panen, tetapi juga dapat menjadi solusi preventif terhadap kerusakan lingkungan," jelas Ujang Rusmana saat memberikan pelatihan botani kepada para mahasiswa di Kebun Botani Odesa Cikadut Kabupaten Bandung.
Pembagian bibit buah-buahan yang dilakukan oleh Odesa Indonesia biasanya disebarkan kepada petani di perbukitan, meliputi petani di Mekarmanik, Cikadut, Mandala Mekar, Cimenyan, Ciburial, Sindanglaya di kecamatan Cimenyan, dan juga kecamatan Cilengkrang dan Cibiru. Para petani di Kecamatan Cimenyan saat ini sudah senang menanam buah-buahan. Mereka juga sudah merasakan manfaatnya, terutama hasil panennya yang bagus. Meningkat gizi dan mendapatkan uang dari hasil penjualan.
"Dulu saat dapat bantuan pemerintah, para petani tidak mau menanam pohon karena bibit yang dibagikan berupa pohon penghasil kayu. Pohon penghasil kayu sering ditebang dan kurang nilai ekonominya. Lain kalau yang ditanam pohon buah,” jelas Ujang.
Melalui upaya yang terus-menerus, Odesa Indonesia berharap dapat memberikan kontribusi yang berkelanjutan dalam mengatasi masalah banjir dan erosi di Kota Bandung, khususnya di kawasan utara. Pendekatan ini tidak hanya memberikan solusi praktis, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan. Dengan kerja keras dan kolaborasi, langkah-langkah ini menjadi modal penting untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan mengurangi dampak bencana alam di masa mendatang.