Header Ads Widget

Sejarah Kabupaten Sumedang: Asal Usul Nama, Keindahan Kota, dan Makanan Khas Sumedang

Peta Kabupaten Sumedang
Peta Kabupaten Sumedang (Foto: Bappeda Sumedang)

Zumedang.Biz.id, 7 Januari 2024 - Kabupaten Sumedang, sebuah bagian dari Provinsi Jawa Barat, memiliki daya tarik unik yang tidak hanya terletak pada keindahan alamnya, tetapi juga pada kekayaan kuliner yang khas. Salah satu makanan yang membuat Sumedang dikenal luas adalah Tahu Sumedang. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah Kabupaten Sumedang, khususnya mengenai asal-usul nama dan bagaimana Tahu Sumedang menjadi ikon kuliner yang sangat terkenal.

Keindahan Kabupaten Sumedang

Kabupaten Sumedang terletak sekitar 45 kilometer sebelah timur laut dari ibu kota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung. Wilayah ini memiliki luas sekitar 155.871,98 hektare, terdiri dari 26 kecamatan, 270 desa, dan 7 kelurahan. Secara geografis, Kabupaten Sumedang berbatasan dengan Indramayu di utara, Garut dan Kabupaten Bandung di selatan, Bandung Barat dan Subang di barat, serta Majalengka di timur.

Sejarah Kabupaten Sumedang dipengaruhi oleh keberadaan Kerajaan Tembong Agung, yang kemudian berganti nama menjadi Kerajaan Sumedang Larang. Di puncak kejayaannya, kerajaan ini dipimpin oleh Pangeran Angka Widjaya atau Prabu Geusan Ulun. Pada masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun, Sumedang Larang mencapai wilayah yang sangat luas, mencakup Samudera Hindia di selatan, Laut Jawa di utara, Cisadane di barat, dan Kali Brebes di timur.

Tanggal 22 April 1578 menjadi tonggak bersejarah bagi Sumedang Larang, karena pada hari itu, Prabu Geusan Ulun dinobatkan sebagai pemimpin oleh Prabu Siliwangi. Oleh karena itu, tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Sumedang. Namun, seiring berjalannya waktu, wilayah Sumedang kemudian diserahkan kepada VOC melalui perjanjian dengan Pakubuwana I dari Mataram Kartasura.

Asal-usul Nama Sumedang

Nama Sumedang sendiri berasal dari Kerajaan Sumedang Larang, yang sebelumnya dikenal sebagai Kerajaan Tembong Agung. Seiring dengan perkembangan sejarah, nama daerah ini mengalami beberapa perubahan. Setelah Tembong Agung, Prabu Tajimalela mengubahnya menjadi Himbar Buana dengan ungkapan "Insun medal Insun madangan," yang berarti "aku dilahirkan dan aku menerangi."

Perubahan nama ini menjadi awal mula asal-usul kata "Sumedang." Konon, ungkapan Prabu Tajimalela yang diucapkan sebagai "Insun Madangan" mengalami perubahan pengucapan menjadi "Sun Madang," dan selanjutnya menjadi "Sumedang." Meskipun ada versi lain yang mengaitkan nama Sumedang dengan kata "Insun Medal," yang masih terpatri dalam logo Kabupaten Sumedang dengan istilah "Insun Medal."

Tahu Sumedang: Kuliner Ikonik yang Membanggakan

Sebagai daerah yang dilalui lalu lintas antarkota, Sumedang dikenal dengan berbagai kuliner khasnya. Di antara makanan-makanan tersebut, Tahu Sumedang menjadi salah satu yang paling terkenal. Tahu Sumedang bukan hanya makanan lezat, tetapi juga telah menjadi bagian dari sejarah dan identitas masyarakat Sumedang.

Awal mula Tahu Sumedang dapat ditelusuri hingga tahun 1917, ketika seorang imigran Tiongkok bernama Ong Kino merintis usaha tahu di Sumedang. Ong Kino menjajakan Tahu Bungkeng, cikal bakal Tahu Sumedang, yang kemudian diperkenalkan oleh anaknya, Ong Bungkeng. Lokasi pertama penjualan Tahu Bungkeng berada di daerah Tegalkalong, yang sekarang dikenal sebagai Jalan Sebelas April.

Ketika Bupati Sumedang, Pangeran Soeriaatmaja, mencicipi Tahu Bungkeng, beliau terkesan dengan rasanya dan mengatakan, "Ngeunah geuning ieu kadaharan teh, moal burung payu geura." Artinya, "lezat dan enak makanan ini pasti akan laku keras sekali." Ramainya warung Ong Bungkeng dan terus bertambahnya karyawan membuktikan kata-kata sang bupati menjadi kenyataan. Hingga saat ini, Tahu Bungkeng lebih dikenal dengan nama Tahu Sumedang dan menjadi ikon kuliner yang melekat pada Kabupaten Sumedang.

Kelezatan Tahu Sumedang dan Warisan Kuliner

Tahu Sumedang bukan sekadar makanan lezat; ia juga menjadi simbol warisan kuliner yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kualitas rasa dan tekstur Tahu Sumedang yang khas membuatnya menjadi incaran tidak hanya oleh warga setempat, tetapi juga wisatawan yang datang ke Sumedang. Keberhasilan Tahu Sumedang sebagai kuliner ikonik turut membantu mempromosikan Kabupaten Sumedang sebagai destinasi wisata kuliner yang menarik.

Oleh karena itu, sebagai penggemar kuliner, tidak ada salahnya mencoba Tahu Sumedang ketika berkunjung ke Sumedang. Selain memuaskan lidah dengan cita rasa gurih dan lezatnya, kita juga ikut merasakan sejarah dan identitas yang terkandung dalam setiap gigitannya. Tidak hanya sebagai camilan, Tahu Sumedang juga dapat dijadikan oleh-oleh khas dari Sumedang untuk dibawa pulang.

Makanan Khas Lainnya dari Sumedang

Selain Tahu Sumedang, Sumedang juga kaya akan makanan khas lainnya yang patut dicoba. Hui Cileumbu, misalnya, merupakan makanan tradisional yang terbuat dari ketela pohon yang diolah menjadi bubur. Kelezatan dan keunikan Hui Cileumbu dapat menjadi alternatif bagi para pecinta kuliner yang ingin menjelajahi variasi cita rasa tradisional.

Peuyeum Cigendel juga tidak kalah menarik untuk dicicipi. Peuyeum, atau tape singkong, diolah dengan cara khusus menjadi Peuyeum Cigendel yang memiliki cita rasa khas. Makanan ini sering dijadikan sebagai oleh-oleh karena daya tahan yang cukup lama dan dapat dinikmati kapan saja.

Kesimpulan

Kabupaten Sumedang bukan hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga sebagai surganya kuliner. Dengan sejarah panjang dan identitas yang kental, Sumedang berhasil menciptakan Tahu Sumedang sebagai kuliner ikonik yang melekat dalam benak masyarakat Indonesia. Asal-usul nama Sumedang yang terkait erat dengan sejarah kerajaan dan perubahan kata-kata dalam bahasa Jawa menjadi bagian menarik untuk dijelajahi.

Sebagai wisatawan atau pecinta kuliner, menjelajahi kelezatan Tahu Sumedang dan makanan khas lainnya di Sumedang adalah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan. Kabupaten Sumedang telah berhasil membuktikan bahwa kuliner lokal dapat menjadi daya tarik utama suatu daerah. Sejarah, kekayaan budaya, dan kelezatan makanan menjadi daya tarik yang bersatu untuk membentuk identitas kuliner Sumedang yang tak terlupakan.